Selasa, 9 April 2013 yang lalu, Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I Lembaga Administrasi Negara (PKP2A I LAN) mengundang Gubernur Lampung untuk ceramah pada Diklat Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XXXV Kelas E. Menghadirkan seorang Gubernur di PKP2A I LAN merupakan sebuah "prestasi" karena suatu hal yang tidak mudah menyesuaikan jadwal narasumber pada ceramah Diklat Kepemimpinan Tingkat II dengan agenda para pejabat tinggi yang akan dihadirkan, sehubungan kesibukan mereka.
Al hasil, Gubernur Lampung berkenan hadir menyampaikan ceramahnya yang cukup menarik. Dalam kesempatan ceramahnya, Gubernur yang terpilih dalam dua periode tersebut memaparkan program dan kegiatan di Provinsi Lampung yang inspiratif.
Dalam kesempatan ini, penulis bermaksud menyoroti aspek keprotokolan pada kegiatan menjelang dan saat ceramah Gubernur Lampung berlangsung. Sebagai instansi yang sudah tidak asing untuk menghadirkan para pejabat tinggi sekelas menteri, gubernur dan bupati/walikota, PKP2A I LAN menetapkan standar keprotokolan dengan prinsip Siapapun tamu akan dihormati, terlebih yang hadir adalah pejabat tinggi. Untuk pejabat tinggi, ada aspek "keamanan dan keselamatan yang harus diperhatikan", meski setiap orang berhak dengan keamanan dan keselamatan dimanapun ia berada.
Demi kelancaran suatu kegiatan, PKP2A I LAN akan sangat terbuka untuk koordinasi keprotokolan dengan pihak manapun. Sebagai instansi kajian dan diklat, tentu akan sangat demokratis menyikapi setiap persoalan yang ada. demikian halnya koordinasi yang harus dilakukan antara Pemerintah Daerah Provinsi Lampung, dalam hal ini para ajudan Gubernur yang datang pada Hari Senin - Selasa, 8 - 9 April yang lalu.
Sebelum pelaksanaan kegiatan ceramah Gubernur Lampung di Auditorium Gedung Grha Giriwisesa PKP2A I LAN pada Tanggal 9 April 2013 Seyogyanya terjalin koordinasi yang baik dan harmonis. Tim Protokol Pemerintah Provinsi Lampung sebaiknya bertanya dan meminta gambaran bagaimana PKP2A I LAN menyikapi kehadiran para pejabat tinggi dari aspek kehumasan dan keprotokolan. Kemudian dengan konsep yang telah direncanakan oleh Tim Protokol Pemerintah Daerah Provinsi lampung, diharapkan terjalin suatu diskusi dan kesamaan persepsi agar tercipta iklim saling menghargai.
Kehumasan dan keprotokolan PKP2A I LAN memandang saat itu yang terjadi adalah komunikasi satu arah. Dengan "instruksi-instruksi" yang kaku dan bernuansa otoriter. Tim Protokol Pemerintah Daerah Provinsi Lampung nyaris menghendaki seluruh tahapan kegiatan beserta perlengkapan pendukungnya menjelang dan saat ceramah berlangsung, sesuai keinginannya.
Kejadian ini tentunya menjadi sebuah pelajaran berharga bagi kehumasan dan keprotokolan PKP2A I LAN yang mana menuntut sikap tegas ketika menghadapi tim keprotokolan manapun sehingga tercipta suatu kegiatan ceremonial yang menyenangkan bagi semua pihak.
BP_HUMAS 2013