Berita
Jejak Langkah Tim Humas PKP2A I LAN
Kamis, 13 Februari 2014 | 09:24:31 WIB - Jumlah Dilihat: 333
 

Salah satu tugas kehumasan dan Keprotokolan adalah melaksanakan pemberitaan, mengumpulkan dan menganalisa informasi untuk bahan kebijakan pimpinan, melakukan perekaman, penyajian data, dan mengatur keprotokoleran kegiatan pimpinan serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh  pimpinan.  Dalam melaksanakan tugas tersebut Humas PKP2A I LAN pada hari Selasa tanggal 11 Februari 2014, mengikuti kegiatan Kepala LAN Prof. Dr. Agus Dwiyanto, MPA dan Kepala PKP2A I LAN Dr. H. Joni Dawud, DEA, di Bandung. Kehadirannya Kepala LAN dan Kepala PKP2A I LAN adalah dalam rangka mensosialisasikan dan menyongsong pelaksanaan kebijakan baru system Diklatpim Tk. II, III, IV dan Prajabatan. Kepala LAN   membuka secara resmi Kegiatan Training of Facilitator (ToF) di Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat.
Tim humas PKP2A I LAN sempat mencatat, merekam dan mendokumentasikan hal-hal penting yang disampaikan oleh Kepala LAN pada saat memberikan sambutan pembukaannya di  TOF  Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat. Hal-hal penting tersebut yang sempat dicatat oleh tim Humas adalah :
“Kepala LAN menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan Pola Baru Diklatpim. Karena dengan Diklat pola  baru ini, tentunya harus menghasilkan proses perubahan. Kalau kita berhasil membentuk pemimpin perubanan, akan menghasilkan perbaikan-perbaikan yang lainnya yang bisa kita lakukan.  System diklatpim yang baru kita rancang ini, dengan tujuan untuk membentuk pemimpin –pemimpin perubahan dan saya berharap nantinya bukan saja kita yang berhasil melakukan perubahan, tapi asset untuk pemerintahan akan memperbesar arus perubahan dan kalau itu bisa kita lakukan Sektor public ini akan semakin jauh lebih baik, kalau sector public semakin baik tentunya lingkungan bisnis akan semakin sehat. Kalau Sektor public tidak kompetitip nanti juga sector bisnis juga tidak kompetitip. Untuk itu mengapa kita harus melakukan perubahan diklatpim yang radikal, tujuannya adalah dua hal:

1. Membentuk pemimpin perubahan
2. Memperbesar arus perubahan

Dituntut mand set baru, dituntut  kemudian juga memainkan peran yang baru, kalau dulu fasilitator lebih banyak cara kerjanya lebih banyak dilkelas menyampaikan ceramah dan macam-macam,  justru nantinya  mungkin ceramahnya  lebih sedikit, tapi mungkin dituntut lebih banyak memberikan perhatian memastikan bahwa setiap peserta diklat mampu memanfaatkan, mengoptimalkan potensi kepemimpinan yang dia miliki, mempropos para peserta untuk bisa berpikir, bertanya kepada mereka tentang apa yang bisa dia pikirkan dari aspek yang berbeda dari projek perubahannya. Menjadi pemimpin perubahan, para penyelenggara dituntut untuk memiliki sikap kemampuan manajerial yang berbeda, karena dulunya relative sederhana, hanya ada di klas setelah itu  lalu Observasi Lapangan.  manajemen berbeda kalau dulu lebih sederhana, nanti akan mengelola kegiatan yang sikapnya on/of.  bahkan instansi pengirim nanti juga dituntut komitmennya, pertama mereka harus memberikan otoritasi kepada peserta untuk menjadi pemimpin perubahan.
Kepala LAN menyampaikan ada tiga persyaratan dalam mengirimkan pesertanya dalam mengikuti Diklatpim :
1. Memberi Otoritasasi  untuk melakukan perubahan, setiap peserta yang datang harus diberi otorisasri untuk melakukan perubahan dalam yuridiksinya masing – masing.
2. Pimpinan dari instansi pengirim harus bersedia menjadi mentor, Karena peserta nanti dalam mengelola projek perubahan dia mungkin akan menghadapi   kesulitan, dalam menghadapi proses perubahan tersebut maka perlu mencari mentor, supaya para pemimpin yang mengirmkan peserta itu juga memahami apa yang dilakukan peserta dan bisa memberi apresiasi, dan   ketika peserta melakukan presentasi projek perubahan pimpinannya ikut menyaksikan disitu dan ikut diskusi dengan para widyaiswara untuk mereviu katakan  perubahannnya tersebut. dan
3. Memanfaatkan mereka ketika peserta dinayatakan mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin perubahan.

Di dalam diklat yang kita selenggarakan nanti  dan saya berharap ketika melakukan evaluasi dilakukan dengan sungguh-sungguh saya ingin kalau peserta itu tidak kompeten, nyatakan tidak kompetens, kalau misalnya anda yakin 50 persen tidak kompeten nyatakan 50 persen tidak kompeten jangan perlu takut, kalaupun ada yang protes biar saya yang menghadipinya asal memang peserta itu dinilai  secara objektif”
Selesai membuka kegiatan Training of Facilitator di Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat Kepala LAN menuju Park Hotel Jl. Suci Bandung, beliau diundang untuk menjadi Nara Sumber pada “Seminar Pembangunan Sumber Daya Aparatur Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang diselenggarakan oleh Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat” Kepala LAN menyajikan materi tentang “Manajemen Aparatur Sipil Negara menuju Word Class Civil Service”.

 
LOGIN PEGAWAI